3 Prinsip Belajar Keuangan Bareng Anak ala Artiarta
Mengingat pembelajaran keuangan dalam keluarga sangat tergantung dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga dan dipengaruhi dengan aktivitas keluarga sehari-hari, sebenarnya tidak ada yang saklek tentang apa dan bagaimana pembelajaran tersebut dilakukan. Namun, berikut adalah prinsip-prinsip umum yang dapat menjadi pegangan saat belajar keuangan bareng anak.
3 Prinsip Umum Belajar Keuangan Bareng Anak
1. Pembelajaran melalui pengalaman riil sehari-hari,
Dengan sengaja ataupun tidak, anak-anak akan menyerap
pengalaman sehari-hari sebagai pembelajaran. Jadi kebiasaan baik maupun buruk terkait
pengelolaan keluarga yang ia alami, pun akan ia serap sebagaimana spons
menyerap air. Oleh karena itu, bukankah lebih baik, jika Anda secara sadar
mendesain pengalaman sehari-hari, agar anak-anak pun dapat belajar kebiasaan
baik yang dapat ia terapkan hingga dewasa nanti.
Misalkan saja, anak yang ikut orang tuanya berbelanja setiap
hari ke pasar, bisa diperkenalkan dengan nominal uang. Sementara anak lain yang
orang tuanya menggunakan transaksi non tunai, dapat belajar tentang kartu debit
dan ATM. Demikian juga tentang kebiasaan menabung dan juga membuat anggaran
belanja.
2. Belajar dengan cara yang menyenangkan,
Belajar apa pun bersama anak, tidak hanya terbatas belajar keuangan, memang sebaiknya dilakukan dengan cara yang menyenangkan ya Parents. Tidak langsung dijejali dengan berbagai teori keuangan, namun bisa dengan pendekatan yang tidak langsung. Cara praktis yang dapat dipraktikkan untuk belajar keuangan bersama anak antara lain dengan permainan atau dengan buku cerita. Dengan demikian, anak pun tidak stres dan dapat menerima dengan baik.
Memang saat
ini boardgame/ card game lokal bertema
keuangan yang ditargetkan untuk anak-anak masih sangat sedikit, tapi untuk buku
cerita dengan tema literasi keuangan untuk anak sudah cukup banyak lo Parents.
Bahkan OJK sendiri menerbitkan buku cerita anak yang dapat
diunduh secara gratis di sini.
3. Pola yang teratur dan konsisten dapat lebih mudah dipahami oleh anak-anak.
Sebagaimana telah dibahas dalam artikel sebelumnya dalam artikel “Kapan dan Bagaimana Anak Mulai Belajar Konsep Keuangan?”, diketahui jika anak belajar
dengan cara imitasi dan induksi. Imitasi berarti anak belajar dengan mengamati hal-hal
di sekitarnya dan menirukan. Sementara itu, induksi berarti anak belajar dengan
mendeteksi pola yang terjadi berulang-ulang serta menjadikannya konsep.
Untuk itu, jika satu dua kali Anda mencoba menerapkan
kebiasaan baik tentang uang kepada anak, tapi belum mendapatkan hasil,
janganlah cepat berputus asa. Lakukanlah dengan konsisten dan terus menerus,
agar dapat memetik buah yang baik.
Misalkan saja, ketika berbelanja, anak merengek untuk
membeli makanan ringan tertentu yang Anda larang. Anda dapat memberikan
penjelasan, sambil tetap menegakkan peraturan. Kami memahami jika hal ini dapat
menguras emosi kedua belah pihak. Tetaplah tegas (namun juga lembut kepada anak),
agar anak dapat melihat pola tersebut dan kemudian menaatinya.
Bagaimana Parents, sudah punya gambaran bagaimana memulai edukasi keuangan untuk anak di rumah? Simak terus insight dari Artiarta ya!